01 JULI 2025

|

22:25 WIB

SOLUSI TANAH PROBLEMATIK: 41 ASN KEMENTERIAN PU DILATIH PENANGANAN INFRASTRUKTUR JALAN

01 Juli 2025  /   BPSDM Kementerian PUPR       21

Medan, 1 Juli 2025 – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Balai Pengembangan Kompetensi PU Wilayah I Medan menyelenggarakan Pelatihan Penanganan Tanah Problematik pada Struktur Jalan secara distance learning. Kegiatan yang dibuka pada Selasa (1/7) ini diikuti sebanyak 41 peserta yang berasal dari ASN Kementerian Pekerjaan Umum.

Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan tidak dapat dilepaskan dari permasalahan kondisi tanah di mana bangunan jalan atau jembatan tersebut berada. Kondisi alami Indonesia menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia, tersebar kondisi tanah yang memiliki permasalahan berupa tanah lunak, tanah gambut, atau tanah ekspansif, yang disebut sebagai tanah problematik. Akibat dari kondisi ini adalah kerusakan dini pada struktur jalan dan jembatan yang dibangun di atasnya. 

Kondisi ini menjadi tantangan bagi insan PU khususnya di Bidang Jalan dan Jembatan untuk dapat membangun jalan dan jembatan dengan aman dan optimal, sehingga dapat memberikan layanan konektivitas yang prima bagi seluruh masyarakat. 

Doedoeng Zenal Arifin, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Jalan, Perumahan, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, yang membuka pelatihan ini secara daring menegaskan pentingnya memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi stabilitas tanah terhadap infrastruktur.

"Dalam pelatihan ini, peserta diharapkan mempelajari dan memahami berbagai faktor penyebab yang dapat menurunkan stabilitas tanah. Analisis mendalam dan evaluasi khusus, terutama dari sudut keilmuan geoteknik, sangat diperlukan untuk menemukan solusi atas permasalahan tanah problematik," ujar Doedoeng.

Ia juga mengingatkan bahwa kompetensi seorang profesional tidak hanya mencakup pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills), tetapi juga sikap (attitude) yang baik.

Pelatihan ini berlangsung selama 10 hari, dari 1 Juli hingga 10 Juli 2025, dengan total 54 jam pelajaran. Setelah selesai, peserta diharapkan mampu menerapkan perancanaan teknik untuk pembangunan jalan dan jembatan baru serta preservasi jalan dan jembatan yang meliputi aspek geoteknik.