29 APRIL 2025

|

13:02 WIB

PENTINGNYA OPTIMALISASI BIAYA DENGAN VALUE ENGINEERING GUNA SUKSESKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR

22 Desember 2020  /   BPSDM Kementerian PUPR       1691

Palembang, 22 Desember 2020 - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) melalui Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) Manajemen telah menyelesaikan Pelatihan Optimalisasi Biaya dengan Metode Value Engineering (VE) pada Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional dan Detail Engineering Design Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (DED SPALD-T) Skala Perkotaan, Selasa (22/12).

Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya, pelatihan yang difasilitasi Balai Pengembangan Kompetensi (Bapekom) PUPR Wilayah II Palembang ini dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, sejak 14 s.d 22 Desember 2020. Sebanyak 25 peserta menjalani 40 Jam Pelajaran (JP) secara virtual yang berisi materi mengenai Analisis Fungsi, Konsep Dasar VE, Lesson Learned/Best Practice, Peluang dan Tantangan VE, Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba, dan Pengarusutamaan Gender, Studi VE, serta Tim Studi VE & Simulasi Studi VE.

Dalam sambutan penutupannya, Kepala Pusbangkom Manajemen, Moeh. Adam, menyampaikan bahwa untuk menghasilkan nilai optimal dari penyelenggaraan persiapan proyek insfrastruktur dalam kegiatan Engineering Service Project (ESP), salah satu pendekatan yang akan diterapkan yaitu analisis Value Engineering.

“Materi dan substansi optimalisasi biaya dengan metode Value Engineering pada perencanaan SPAM Regional dan DED SPALD-T Skala Perkotaan, dijadikan dasar panduan pendampingan untuk Project Preparation Consultants (PPC) oleh Tim Teknis baik yang di pusat maupun yg di daerah”, ungkap Moeh. Adam.

Moeh. Adam juga menambahkan, mengingat pentingnya optimalisasi biaya dengan metode Value Engineering tersebut, maka diperlukan tenaga-tenaga ahli yang mampu menggunakan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, dan waktu. Untuk itu, pengembangan kompetensi para pengawas teknis lapangan SPAM Regional dan SPALD-T Skala Perkotaan di lingkungan Kementerian PUPR mutlak diperlukan.

Dengan mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan mampu menerapkan value engineering pada proyek konstruksi sederhana di lingkungan Kementerian PUPR.

Terdapat 6 peserta terbaik pada pelatihan ini, yaitu Meliva Rizki Aulia dari Direktorat Air Minum, dengan nilai 82.89; Amallia Ashuri dari Direktorat Bina Teknik Perumahan dan Permukiman, dengan nilai 81.89; Hendro Muliarto dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bengkulu, dengan nilai 81.48; Januarista Atur Mulia dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, dengan nilai 81.46; Meytri Wilda Ayuantari dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, dengan nilai 81.36; dan M.K. Eko Budi Setiawan dari Direktorat Sanitasi dengan nilai 81.36.

Meytri Wilda Ayuantari, salah satu peserta yang berasal dari Direktorat Jenderal Cipta Karya menyampaikan pendapatnya terhadap pelatihan ini. Ia mengatakan pola pendekatan value engineering sangat diperlukan untuk mencapai kualitas dengan metode yang paling optimal. Tantangan kedepan sektor infrastruktur permukiman memberikan peluang pada studi VE berkembang, terutama dalam hal pemilihan teknologi/alternatif ataupun metode pelaksanaan suatu infrastruktur permukiman perlu mempertimbangkan efisiensi pada biaya investasi, waktu, metode pelaksanaan dengan nilai fungsi yang sama di antara pilihan tersebut.

“VE sebagai alat dalam mendapatkan nilai efisiensi perlu dimasukkan dalam proses pembangunan infrastruktur permukiman. Mulai dari perencanaan sampai dengan implementasi. Sehingga saya dapat menganalisis suatu proyek dari sisi keberfungsian ataupun cost. Kemudian menggunakan rekayasa teknik untuk menghemat biaya yang tidak perlu.” Ujarnya.

Meytri menambahkan saat menjalankan tugasnya di Subdit Pengelolaan PHLN, Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman (SSPIP), tentunya pengetahuan mengenai VE sangat dapat membantu, terutama dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan sumber dana PHLN, sebagai contoh dalam pemilihan teknologi, penggunaan produk dalam/luar negeri, metode pekerjaan dan lain sebagainya.