PENGALAMAN KULIAH DENGAN BEASISWA DI IUJ JEPANG
Jepang (2/1) - Belajar di luar negeri melalui jalur beasiswa banyak diimpikan oleh banyak orang, karena bisa menimba ilmu di negara lain tanpa harus mengeluarkan biaya dalam jumlah besar. Salah satu yang beruntung mendapatkan beasiswa tersebut, adalah Sri Rahmi Purnamasari, staf Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang atas biaya Global Public Leadership Program (GPLP) JICA berkesempatan mengambil Master Degree untuk International Development Program (IDP) di International University of Japan (IUJ).
IUJ berada di sebuah kota kecil, Minamiuonuma-shi, Perfecture Niigata. Letak Minamiuonuma-shi sendiri jauh dari Niigatanya, sehingga harus ditempuh dengan Shinkansen.
Mahasiswa IUJ, menurut Rahmi, sangat dinamis. Mereka datang dengan berbagai latar belakang dan beasiswa. Sebagian dari Asia Tenggara, sebagian lagi dari Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika, Eropa, dan Amerika. Indonesia merupakan salah satu komunitas terbesar di IUJ.
IUJ tidak hanya tempat kuliah, karena universitas itu setiap tahunnya menyelanggarakan acara, seperti Cultifiesta, dimana setiap negara bisa menampilkan seni dan budayanya masing-masing. Selain itu ada Open Day. Acara yang terbuka untuk umum itu dibagi dalam tiga acara yakni memasak, performance, dan lomba membuat Onigiri.
Di bidang olah raga, IUJ menyelenggarakan olimpiade yang biasanya mempertandingkan beberapa game dan sport, antara lain tenis meja, tenis lapangan, basket, kriket, tarik tambang, sprint, catur, badminton, dsb. Peserta olimpiade biasanya terdiri dari beberapa kelompok, dimana tiap kelompoknya merupakan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai negara yang dicampur dengan masyarakat sekitar IUJ yang ingin bergabung. Selain olimpiade juga terdapat kompetisi di tingkat nasional, yakni HULT Prize, yang pesertanya merupakan juara dari pertandingan di internal universitas. HULT Prize sendiri merupakan kompetisi tentang entrepreneurship. Bisa di google lebih lanjut lagi.
Untuk transportasi keluar kampus, seperti ke kantor pos, supermarket, dsb, IUJ menyediakan bus yang beroperasi sesuai waktu.
Dosen-dosen IUJ tidak hanya orang-orang Jepang, tetapi juga berasal dari berbagai negara dan berlatar belakang pendidikan, seperti Taiwan, Amerika, Srilanka, Philipina, Korea, dll.
Cara mengajar di IUJ, khususnya oleh dosen-dosen Jepang, mereka berupaya agar materi kuliah bisa diajarkan dengan cara seringan mungkin, sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa. Sistim perkuliahan di Jepang juga berbeda dengan di Indonesia. Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa diharuskan melihat silabusnya terlebih dulu, karena ada beberapa mata kuliah yang tidak ada tes tertulisnya, tetapi berupa paper dan biasanya diselingi dengan beberapa tugas. IUJ juga menyediakan teaching assisstant (TA) Hour dan TA Session, yakni jam dan sesi bagi mahasiswa yang ingin mengulang pelajaran. TA Hour/Session dibimbing oleh mahasiswa senior yang mendapatkan nilai terbaik di kelasnya. Pada TA Hour/Session itu mahasiswa selain dapat bertanya tentang materi perkuliahan yang masih belum dipahami juga dapat membahas beberapa soal yang akan maupun telah diujikan.
Untuk tempat tinggal, IUJ menyediakan student dorm (SD) atau semacam asrama bagi mahasiswa yang datang dari luar Jepang dan single. SD yang terdiri atas SD1, SD2, dan SD3 ini menyatu dengan tempat perkuliahan. Satu mahasiswa menempati satu kamar yang dilengkapi kasur, kamar mandi, dan meja belajar. Untuk mahasiswa yang sudah menikah dan membawa keluarganya, IUJ menyiapkan MSA (Married Student Apartemen). Tapi tidak semua mahasiswa yang menikah bisa ditampung di MSA. Namun karena jumlah unit MSA terbatas, maka penghuninya hanya yang beruntung memenangkan lotre.
Untuk urusan makan, mahasiswa bisa datang ke kantin IUJ yang juga menyediakan makanan halal. Sedangkan untuk urusan ibadah, bagi mahasiwa muslim disediakan ruang kecil di MSA yang cukup bisa digunakan untuk sholat berjamaah.
Mahasiswa yang memasuki tugas akhir diberikan dua pilihan, yakni research report, yang tidak diujikan, atau thesis, yang harus melalui thesis defence. Untuk kuantitatif research banyak dosen IUJ yang menguasai Stata.
IUJ dikitari pertanian dan gunung. Setiap musim salju bukit sekitar universitas nampak memutih. Sungai-sungainya dialiri air jernih dan hutan yang masih hijau. Sungguh pemandangan yang bikin betah untuk belajar. Pada bulan-bulan tertentu diadakan acara, seperti Naked Man Festival pada musim dingin, yang bertempat di salah satu kuil dekat Stasiun Urasa.
Areal persawahan di wilayah Minamiuonuma-shi biasanya ditanami padi sebelum musim dingin. Sedangkan di musim panas ditanami semangka. Bagi yang ingin berwisata ke sekitar IUJ, Rahmi merekomendasikan kuil/shrine untuk dikunjungi.