KLOP TALKSHOW EPS 65 KAJIAN KEBENCANAAN GEOLOGI UNTUK INFRASTRUKTUR YANG TANGGUH
Bandung, 10 Juli 2025 — Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) melalui Balai Pengembangan Kompetensi PU Wilayah IV Bandung kembali menghadirkan KLOP Talkshow episode 65 dengan tajuk "Kajian Kebencanaan Geologi untuk Infrastruktur yang Tangguh (Resilience Infrastructures)" yang diselenggarakan pada Kamis (10/7) dengan jumlah 817 peserta.
Talkshow ini menghadirkan narasumber Imam A. Sadisun yang merupakan pakar dari Kelompok Keahlian Geologi Terapan, Institut Teknologi Bandung.
Dalam pemaparannya, Imam A. Sadisun menjelaskan bahwa kajian geologi tidak bisa dipisahkan dari proses perencanaan dan pembangunan infrastruktur, terutama di wilayah Indonesia yang rawan terhadap berbagai bencana geologi seperti gempa bumi, tanah longsor, dan letusan gunung api. Ia menegaskan bahwa infrastruktur yang tangguh tidak hanya dilihat dari kekuatan fisiknya, tetapi juga dari kemampuannya untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari gangguan geologi yang mungkin terjadi.
Diskusi berlangsung interaktif dan menekankan pentingnya integrasi mitigasi risiko sejak tahap awal pembangunan. Pendekatan berbasis geologi dinilai sangat penting guna memastikan ketahanan dan keberlanjutan infrastruktur dalam jangka panjang, baik dari sisi teknis maupun sosial-ekonomi.
“Infrastruktur tidak cukup hanya kuat secara fisik, namun juga harus dirancang berdasarkan karakteristik geologi yang ada agar mampu beradaptasi dan bertahan terhadap potensi bencana,” tegas Imam A. Sadisun.
Selain menyoroti aspek teknis, acara ini juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin antara ahli geologi, insinyur, arsitek, perencana wilayah, hingga para pengambil kebijakan. Pendekatan ini dinilai krusial dalam mewujudkan resilience infrastructures atau infrastruktur tangguh yang dapat meminimalkan kerugian dan korban jiwa saat bencana terjadi.
Kegiatan yang berada dalam lingkup bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah ini turut mendorong kolaborasi lintas sektor, antara lain antara ahli geologi, perencana teknis, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, edukasi publik dan penyediaan data geologi yang akurat juga diangkat sebagai kunci dalam membangun kesadaran kolektif terhadap mitigasi risiko bencana.