28 MEI 2025

|

09:42 WIB

KISAH STUDI DUA ASN PUPR DI TENGAH PANDEMI COVID-19

03 April 2020  /   BPSDM Kementerian PUPR       811

Jakarta, 4 April 2020 - Virus Corona (Covid-19) sudah menjadi pandemi yang menyebar ke banyak negara dan berdampak luas ke berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. 

Dalam rangka melaksanakan social dan phisical distancing, untuk mencegah penyebaran Covid-19, hampir semua lembaga pendidikan terpaksa diliburkan. Sebagai gantinya, siswa/i maupun mahasisa/i diwajibkan belajar dari rumah. Hal yang sama diberlakukan di Utrecht, Belanda, dimana salah satu aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ika Prinadiastari mengambil program magister di Utrecht University. Melalui sambungan telefon dari Utrecht, Belanda, Jumat (4/4) Ika menyampaikan soal kebijakan kampusnya dalam kondisi pandemi Covid-19. Sebagaimana dengan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, yang meliburkan sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi untuk mencegah penyebaran Covid-19, di Belanda juga diberlakukan hal yang sama. Kebijakan kampus mengikuti peraturan pemerintah yang selanjutnya di-update ke mahasiswa/i melalui email maupun akun sosial media universitas, seperti Instagram maupun Facebook.

Untuk saat ini kegiatan perkuliahan di Utrecth University dilakukan dari rumah sampai tanggal 1 Juni, kendati masih bisa berubah apabila ada kebijakan baru dari pemerintah. Untuk perkuliahan jarak jauh itu pihak kampus menyediakan layanan online apabila terjadi kendala yang mungkin dihadapi mahasiswa, seperti masalah finansial, studi yang tersendat, dan masalah-masalah psikologis.

Pada hari yang sama, Aslam, ASN PUPR yang juga sedang tugas studi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dalam keterangannya mengatakan, semua kegiatan perkuliahan kampus ITS saat ini dilakukan dengan menggunakan metode daring. Aslam mengaku, masih mempunyai dua pekerjaan besar, yakni penelitian thesis dan publikasi tulisan ilmiah. Untuk penelitian thesis, dengan kondisi pandemi Covid-19 sekarang, ia mengalami masalah dalam pengambilan data sekunder dan pengukuran lapangan, sesuai dengan tema yang diambil, yakni mengenai pemodelan mathematic dan simulasi model, dimana data yang diperoleh akan gunakan untuk kalibrasi dan validasi model yang dia buat. Sedangkan untuk publikasi karya ilmiah, ia mengalami masalah dengan banyaknya konferensi dan seminar yang dibatalkan. Padahal syarat untuk mengikuti yudisium di ITS harus pernah mempublikasikan tulisan ilmiah ter indeks Scopus dan Sinta-2. Untuk itu ia telah melakukan mediasi dengan pihak Prodi Pascasarjana agar dicari solusinya.