BPSDM PUPR REVIEW DAN MUTAHIRKAN MODUL PELATIHAN MANAJEMEN RANTAI PASOK
Bandung, 24 Maret 2020 - Dalam rangka pengembangan sistem rantai pasok konstruksi secara sistematis dan terencana di setiap mata rantai pelaksanaannya, maka Pusdiklat Sumber Daya Air (SDA) dan Konstruksi, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakulan review dan pemutakhiran Modul Pelatihan Manajemen Rantai Pasok.
Seperti diketahui, dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017, khususnya pada Pasal 5 Ayat (1) huruf f mengenai pengembangan sistem rantai pasok Jasa Konstruksi, Pasal 5 ayat (5) huruf g mengenai pembangunan rantai pasok material, peralatan, dan teknologi konstruksi, serta pada Pasal 5 ayat (5) huruf e mengenai penetapan dan peningkatan penggunaan standar mutu material dan peralatan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) maka seluruh pemangku kepentingan jasa konstruksi perlu mengembangkan sistem rantai pasok konstruksi secara sistematis dan terencana di setiap mata rantai pelaksanaannya, mulai dari tahap perencanaan proyek terhadap biaya, waktu, sumber daya manusia, badan usaha, teknologi, serta material dan peralatan konstruksi.
Kepala Pusdiklat SDA dan Konstruksi, Herman Suroyo, dalam sambutannya melalui konferensi video pada pembukaan Rapat Pembahasan II Review Dan Pemutakhiran Modul Pelatihan Manajemen Rantai Pasok di Bandung, Selasa (24/3) mengatakan review Modul Pelatihan Manajemen Rantai Pasok dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan teknis Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian PUPR guna menfhasilkan SDM yang kompeten dan berintegritas dalam rangka mendukung penyediaan infrastruktur bidang konstruksi yang handal.
Rapat Pembahasan II Review Dan Pemutakhiran Modul Pelatihan Manajemen Rantai Pasok dilaksanakan melalui konferensi video. Pelatihan Manajemen Rantai Pasok sendiri untuk membekali peserta mengenai konsep dasar rantai pasok dan inovasi rantai pasok konstruksi, serta penerapan manajemen dan kinerja rantai pasok konstruksi di Indonesia. Pelatihan yang berlangsung di Bandung tersebut diberikan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, brain storming, problem solving, dan e-learning. Dengan mengikuti pelatihan tersebut peserta diharapkan mampu menerapkan manajemen rantai pasok (Supply Chain Management Construction) di lingkungan Kementerian PUPR. (Datin)