31 JULI 2025

|

20:13 WIB

31 ASN KEMENTERIAN PU RAMPUNGKAN PELATIHAN IDENTIFIKASI KEGAGALAN BANGUNAN: WUJUDKAN INFRASTRUKTUR AMAN DAN BERKELANJUTAN

30 Juli 2025  /   BPSDM Kementerian PUPR       79

Jakarta, 29 Juli 2025 — Sebanyak 31 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menyelesaikan Pelatihan Identifikasi Kegagalan Bangunan yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) melalui Balai Pengembangan Kompetensi Pekerjaan Umum Wilayah III Jakarta. Kegiatan ini berlangsung pada 22 hingga 29 Juli 2025 secara daring (distance learning), dengan total 58 jam pelajaran yang mencakup sesi sinkron dan asinkron.

Pelatihan ditutup secara resmi oleh Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen, Rudy Ridwan Effendi, pada Selasa (29/7). Dalam sambutannya, Rudy menekankan bahwa potensi kegagalan bangunan harus menjadi perhatian serius seluruh insan PU sebagai bagian dari upaya menjamin keselamatan dan kualitas infrastruktur.

“Ingatlah, setiap potensi kegagalan yang dapat kita identifikasi, dan setiap saran perbaikan yang kita sampaikan, merupakan kontribusi nyata dalam mewujudkan infrastruktur yang aman dan berkelanjutan. Kita adalah garda terdepan dalam menjaga kualitas dan keamanan bangunan yang dibangun,” ujar Rudy.

Pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan pemahaman mengenai konsep dasar identifikasi kegagalan bangunan, forensic engineering, standar dan regulasi konstruksi, serta etika profesi di bidang penyelenggaraan infrastruktur.

Tiga peserta terbaik yang berhasil meraih nilai tertinggi dalam pelatihan ini adalah:

 1. Ezrom Micgel Elim – Balai Prasarana Permukiman Wilayah Nusa Tenggara Timur

 2. Fachri Sidiq – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Barat

 3. Syarif Hidayat – Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Strategis Kalimantan Utara

Syarif Hidayat, salah satu peserta terbaik, menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan pengalaman yang mendalam dan relevan dengan kebutuhan di lapangan.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kegagalan bangunan sejak dini. Ke depan, diharapkan pelatihan dapat diselenggarakan dalam durasi yang lebih panjang dan menggunakan format kombinasi daring-luring agar interaksi dan kolaborasi antarpeserta semakin optimal,” ungkap Syarif.

Para peserta diharapkan dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di unit kerja masing-masing, membagikannya kepada rekan sejawat, serta terus meningkatkan kompetensi, memperluas kolaborasi, dan menjaga integritas sebagai bagian dari upaya membangun infrastruktur Indonesia yang unggul dan berkelanjutan.