26 APRIL 2025

|

06:11 WIB

BERPIKIR SISTEMATIS DAN ANALITIS TERHADAP PEKERJAAN KONSTRUKSI

01 April 2021  /   BPSDM Kementerian PUPR       1043

Palembang, 1 April 2021 – Industri konstruksi di Indonesia mengalami tumbuh dan berkembang secara pesat, peningkatan proyek terjadi pada sisi volume, teknologi, biaya, peraturan, sumber daya dan manajemen. Namun pada sisi yang lain, kegagalan bangunan menjadi salah satu masalah dalam pekerjaan konstruksi. Maka dibutuhkan tenaga ahli dalam menginvestegasi sebuah kegagalan bangunan.


Untuk menciptakan tenaga ahli tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPSDM PUPR) melalui Pusat Pengembangan Kompetensi Manajamen menyelenggarakan Pelatihan Penilai Ahli Kegagalan Bangunan (Forensic Engineering) di Palembang. Pelatihan yang telah rampung dilaksanakan secara daring, Kamis (1/4) tersebut merupakan sebuah upaya untuk membentuk Tim Penilai Ahli dengan kualitas dan kompetensi memadai.


“Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi,” jelas Diki Zulkarnaen, Koordinator Bidang Tugas Teknik dan Materi Manajemen Umum Konstruksi dalam pidato penutupan pelatihan.


Pengguna jasa dan penyedia jasa bisa menjadi pihak yang bertanggung jawab terhadap kegagalan bangunan. Kondisi kegagalan bangunan ditetapkan oleh Penilai Ahli. Penilai Ahli dengan kemampuan tersebut perlu dibentuk di lingkungan ASN, baik di Pusat maupun di Daerah guna menangani investigasi kegagalan bangunan, khususnya di lingkungan pemerintah.


Pembentukan Penilai Ahli dari kalangan ASN dilakukan melalui suatu pelatihan kepada ASN yang memenuhi persyaratan sebagai ahli jasa konstruksi, agar dihasilkan Penilai Ahli dengan kualitas dan kompetensi yang memadai.


Mengingat dampak nya yang krusial, maka pengajar yang berasal dari Widyaiswara, Pejabat Struktural, dan praktisi/akademisi berpengalaman serta ahli di bidangnya memberikan materi-materi paparan selama 47 Jam Pelajaran (JP). Sebanyak 31 orang peserta pun dinyatakan lulus dari pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah II Palembang ini.


Salah satu peserta yang berasal dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Gorontalo, Galvani Amideo Monangin yang berhasil meraih predikat peserta terbaik pertama dengan nilai 87.41 dan predikat memuaskan, mengatakan “Dengan mengikuti pelatihan ini, tentunya dalam pekerjaan yang memang berhubungan dengan konstruksi, cara berpikir jadi lebih sistematis dan menambah kemampuan dalam analisis terhadap suatu pekerjaan konstruksi.” Ujarnya.


Selain Galvani, Mohammad Arditya Ramdhan yang berasal dari unit kerja yang sama, menyusul rekannya di peringkat terbaik kedua dengan nilai 84.70 dengan predikat Baik Sekali. Peserta dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga menunjukkan prestasinya, Risky Novita Darmayanti meraih peringkat terbaik ketiga dengan nilai 84.20 predikat Baik Sekali.