SMKK Bukan Sekadar Teori: Menutup Pelatihan, Menguatkan Komitmen Keselamatan Konstruksi
Surabaya, 29 Juli 2025 — Setelah menjalani rangkaian pelatihan intensif selama tujuh hari, sebanyak [jumlah peserta, jika tersedia] peserta resmi menuntaskan Pelatihan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) jenjang Ahli Madya. Penutupan pelatihan yang diselenggarakan secara daring ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap keselamatan dalam setiap proyek konstruksi.
Pelatihan yang digelar oleh Balai Pengembangan Kompetensi PU Wilayah VI Surabaya, bekerja sama dengan Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi, dan Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia (PAKKI), diikuti oleh aparatur sipil negara dari berbagai unit kerja di lingkungan Kementerian PU.
Dalam sambutannya, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen, mewakili Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian PUPR, menyampaikan apresiasi atas semangat dan dedikasi peserta dalam mengikuti pembelajaran, baik sesi synchronous maupun asynchronous. Ia menekankan bahwa keselamatan konstruksi bukanlah sekadar kepatuhan terhadap regulasi, tetapi mencerminkan kepedulian terhadap nyawa dan aset yang terlibat di lapangan.
“SMKK bukan hanya soal aturan, tapi juga tentang membangun budaya kerja yang aman dan manusiawi. Komitmen Bapak/Ibu hari ini adalah langkah penting untuk mewujudkan konstruksi yang tidak hanya kuat, tapi juga selamat,” ujarnya dalam penutupan yang berlangsung hangat.
Selama pelatihan, para peserta dibekali dengan materi strategis, mulai dari pemahaman regulasi dan standar SMKK, penyusunan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), hingga teknik audit internal penerapan SMKK. Mereka juga dilatih untuk mampu melakukan analisis terhadap penerapan keselamatan di lapangan, dengan pendekatan yang profesional dan terukur.
Sebagai bagian dari keluarga besar ASN Kementerian PU, para peserta diharapkan mampu menjalankan peran sebagai pengawal utama implementasi SMKK di proyek-proyek yang mereka tangani. Khususnya bagi Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK), tanggung jawab tersebut mencakup aspek perencanaan, pengawasan, hingga kebijakan teknis.
Di akhir sambutannya, Kepala Pusat menyampaikan tiga harapan: agar para peserta mampu menerapkan ilmu di unit kerja masing-masing, membagikan pengetahuan kepada rekan-rekan sejawat, dan terus meningkatkan kompetensi serta menjaga integritas dalam bekerja.
Sebagai penutup yang mencairkan suasana, disampaikan sebuah pantun khas Surabaya:
Pulang belanja dari Pasar Turi,
Mampir makan lontong balap sungguhlah nikmat.
SMKK bukanlah sekadar teori,
Terapkan untuk konstruksi yang aman dan selamat.
Dengan berakhirnya pelatihan ini, semangat untuk menjadikan keselamatan sebagai budaya kerja di sektor konstruksi Indonesia diharapkan terus menyala, menembus batas teori, dan menjelma dalam praktik di setiap proyek nyata.