Membangun Budaya Keselamatan dari Balik Layar: Pelatihan SMKK Jenjang Ahli Madya Kembali Digelar Secara Daring
Surabaya, 21 Juli 2025 — Dalam semangat membangun konstruksi nasional yang lebih aman, berkualitas, dan berkelanjutan, Balai Pengembangan Kompetensi PU Wilayah VI Surabaya kembali menggelar Pelatihan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Jenjang Ahli Madya. Berlangsung dari tanggal 21 hingga 29 Juli 2025, kegiatan ini dilaksanakan secara distance learning, menghubungkan 34 peserta dari berbagai daerah di Indonesia dalam satu ruang belajar virtual.
Pelatihan ini bukan sekadar memenuhi kewajiban formal. Ia merupakan upaya serius Kementerian PU dalam menjawab tantangan keselamatan konstruksi yang semakin kompleks di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur nasional.
Keselamatan Bukan Tambahan, Tapi Keharusan
Dalam sambutan pembukaan yang disampaikan secara daring, Plt. Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen yang diwakilkan oleh Kepala Bidang Manajemen Sistem dan Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi menegaskan pentingnya SMKK sebagai kompetensi inti yang wajib dimiliki oleh setiap ASN di bidang teknis Kementerian PU.
“Keselamatan konstruksi bukan hanya soal teknis bangunan semata, tetapi juga menyangkut nyawa manusia, keberlanjutan lingkungan, dan kepercayaan publik terhadap proses pembangunan yang dilakukan pemerintah,” ujar beliau.
Pelatihan ini merujuk pada berbagai regulasi utama, termasuk Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman SMKK, serta Permen PUPR No. 7 Tahun 2020 tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN. Sejalan dengan SE Kepala BPSDM No. 1 Tahun 2025, pelatihan ini bahkan telah masuk dalam daftar pelatihan teknis mandatory bagi pejabat inti satuan kerja konstruksi.
Tersambung dari 20 Unit Kerja, Disatukan dalam Misi Keselamatan
Sebanyak 34 peserta yang mengikuti pelatihan ini berasal dari 20 unit kerja berbeda, mulai dari Balai Jalan Nasional, Balai Wilayah Sungai, hingga Balai Prasarana Permukiman di berbagai provinsi. Keragaman latar belakang ini menjadi kekuatan sekaligus tantangan tersendiri dalam pelatihan berbasis daring yang mengandalkan komunikasi aktif antar peserta.
Meski berjauhan secara geografis, semangat untuk saling belajar dan memperkuat peran sebagai pengawas serta pembina keselamatan konstruksi justru semakin terasa kuat.
“Pembelajaran jarak jauh bukan alasan untuk pasif. Justru ini saatnya Bapak/Ibu menunjukkan inisiatif, berdiskusi aktif, dan mengangkat studi kasus dari lapangan,” ucap salah satu fasilitator dalam sesi pengantar pelatihan.
Kurikulum Komprehensif, Pengajar Berpengalaman
Pelatihan ini dirancang selama 50 Jam Pelajaran (JP) yang terbagi dalam 14 mata pelatihan. Materinya tidak hanya membahas konsep dan kebijakan SMKK, tetapi juga menjangkau hal teknis seperti Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), audit internal, hingga Rencana Mutu dan Manajemen Lalu Lintas Proyek.
Dengan metode kombinasi antara synchronous (virtual meeting) dan asynchronous (pembelajaran mandiri), pelatihan ini tetap mengedepankan prinsip andragogi—peserta sebagai pembelajar dewasa yang aktif dan reflektif.
Ucapan Terima Kasih dan Harapan yang Mengakar
Kepala Bidang Manajemen Sistem dan Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya pelatihan ini, mulai dari Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, PAKKI, para pengajar dan fasilitator, hingga tim penyelenggara dari Bapekom PU Wilayah VI Surabaya.
Mengakhiri sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar para peserta:
- Disiplin dan serius mengikuti pelatihan;
- Aktif berpartisipasi dalam sesi diskusi dan praktik;
- Mematuhi tata tertib pelatihan;
- Dibebastugaskan dari pekerjaan kantor selama pelatihan berlangsung.
Tak lupa, ia menutup sambutannya dengan pantun sederhana namun penuh makna:
Ke Tunjungan Plaza berjalan kaki,
Mampir sebentar beli jajanan,
Ilmu SMKK mari kita dalami,
Tuk wujudkan konstruksi berkeselamatan.
Melahirkan Ahli Madya yang Tangguh
Pelatihan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan profesional para ASN untuk menjadi agen perubahan di sektor konstruksi. Harapannya, mereka akan kembali ke unit kerja masing-masing dengan bekal yang cukup untuk menegakkan keselamatan sebagai budaya, bukan sekadar prosedur.
Dengan semangat belajar yang tinggi dan dukungan dari seluruh pihak, pelatihan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam mengukuhkan komitmen Kementerian PU terhadap pembangunan infrastruktur yang tidak hanya cepat dan masif, tetapi juga aman dan berkelanjutan.