25 AGUSTUS 2025

|

01:39 WIB

TINGKATKAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN BLUE INFRASTRUCTURE NETWORK, BPSDM ADAKAN WEBINAR

23 Agustus 2024  /   BPSDM Kementerian PUPR       450

Bandung, 22 Agustus 2024 - Blue Infrastructure Network merupakan perubahan paradigma dalam cara kita mendekati pengelolaan air, hal ini dapat menggerakkan kita dari ketergantungan semata pada grey infrastructure yang direkayasa menuju penerapan sistem alami dan semi-alami yang meningkatkan siklus air alami. Hal ini dapat menggerakkan kita dari ketergantungan semata pada grey infrastructure yang direkayasa menuju penerapan sistem alami dan semi-alami yang meningkatkan siklus air alami. 


Untuk mendalami lebih jauh tentang seluk-beluk Blue Infrastructure Network, dan untuk mengeksplorasi pentingnya dan potensi pendekatan inovatif ini dalam mengubah praktek pengelolaan air, diselenggarakan webinar oleh Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman pada Kamis (22/08).


Webinar membahas mengenai Blue Infrastructure Network solusi terintegrasi mampu mengelola sumber daya air dengan efisien dan mendukung ekosistem yang lebih kuat.


Kegiatan webinar ini dibuka oleh Alexander Leda selaku Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber daya Air dan Permukiman serta dihadiri oleh 4 (empat) narasumber yang ahli dalam bidangnya yaitu, Prof(R) Dr. Drs. Waluyo Hatmoko, M.Sc (Praktisi Masyarakat Hidrologi Indonesia), Dian Indrawati (PhD Candidate, Northeastern University, Dosen Universitas Jenderal Achmad Yani – Cimahi), Dr. Harya Muldianto, S.T., M.T (Kepala BBWS Pemali Juana), Ir. Ferry Hernawan, S.T, M.T, Ph.D., CSP, IPU, ASEAN Eng. Webinar ini dihadiri sejumlah 283 peserta dari berbagai daerah.


“Penerapan Blue Infrastructure Network di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks, yang meliputi aspek teknis, kelembagaan, ekonomi, dan sosial. Secara teknis, tantangan terbesar adalah keterbatasan data dan pengetahuan tentang karakteristik hidrologi dan ekologis lokal, yang sangat penting untuk merancang Sistem Blue Infrastructure Network yang efektif. Kurangnya kapasitas teknis dan sumber daya manusia yang kompeten dalam perencanaan dan implementasi Blue Infrastructure Network juga menjadi hambatan signifikan. Dari sisi kelembagaan, fragmentasi tanggung jawab antara berbagai instansi pemerintah yang menangani sumber daya air dan lingkungan dapat menghambat koordinasi dan sinergi yang diperlukan untuk mengembangkan solusi yang terintegrasi,”ucap Alexander Leda.


Dalam penghujung webinar, Alexander Leda, menyampaikan harapan besar kepada para peserta terkait peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang Blue Infrastructure Network. Lebih dari itu, beliau berharap melalui kegiatan ini dapat menjadi pengetahuan bermakna, memperkuat jaringan kerja dan kolaborasi yang mendukung implementasi Blue Infrastructure Network di berbagai wilayah di Indonesia.