12 JUNI 2025

|

05:36 WIB

POLITEKNIK PU PERBARUI KOLEKSI BUKU UNTUK MENUJU PERPUSTAKAAN TERAKREDITASI

29 Juli 2020  /   BPSDM Kementerian PUPR       404

Semarang, 29 Juli 2020 – Dalam rangka menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, Politeknik Pekerjaan Umum (PU) mengadakan Forum Group on Discussion (FGD) untuk membahas masalah akreditasi perpustakaan yang dimiliki oleh Politeknik PU, di Semarang, Rabu (29/7)


Direktur Politeknik PU, Prof. Indratmo Sukarno, dalam uraiannya melalui konferensi video, menjelaskan kondisi eksisting perpustakaan Politeknik PU masih dalam tahap awal dan memerlukan banyak pengembangan. Transformasi dari Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi Politeknik PU membuat politeknik ini memiliki sekitar 2.500 koleksi buku. Namun koleksi buku-buku tersebut memerlukan pembaharuan dan penyiangan kembali. Sistem pengelolaan koleksi masih dilakukan secara manual, disamping juga masih terbatasnya ketersediaan e-resources, seperti SDM dan jurnal.


Perpustakaan juga merupakan unsur penting dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif. Dalam skala global, misalnya, perpustakaan turut menunjang pencapaian United Nation Sustainable Development Goals 1, khususnya tujuan IV (Quality Education), IX (Innovation & Infrastructure), X (Reduced Inequalities), dan XI (Sustainable Cities and Communities). 


Indratmo menegaskan, FGD berfokus pada penjabaran secara teknis terkait operasionalisasi sebuah perpustakaan perguruan tinggi, khususnya menyangkut prosedur pendaftaran akreditasi. Selain itu, tentang pengembangan perpustakaan menuju perpustakaan yang terakreditasi nantinya, yang menyangkut aspek-aspek, antara lain layanan, koleksi, SDM, kerjasama, pengorganisasian bahan pustaka, sarana/prasarana, anggaran, manajemen perpustakaan, dan perawatan koleksi perpustakaan.


Dan dalam skala nasional, pentingnya pengembangan perpustakaan juga ditekankan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, yang menyatakan bahwa perpustakaan merupakan fasilitas dalam peningkatan literasi dan inklusi masyarakat.


Sebagai institusi pendidikan tinggi yang baru berdiri sejak 3 Desember 2018, Politeknik PU merupakan perguruan tinggi yang bertujuan untuk mendidik tenaga terampil di bidang konstruksi. Saat ini, Politeknik PU terus berbenah dan mengembangkan diri untuk menjadi perguruan tinggi terapan yang unggul, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 11 Tahun 2020 tentang Statuta Politeknik PU. 


Sekretaris BPSDM PUPR, Herman Suroyo, melalui konferensi video, mengatakan BPSDM sebagai garda terdepan dalam upaya mencerdaskan anak bangsa melakukan penajaman program pendidikan dan pelatihan vokasi melalui pendirian Politeknik PU, sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul dan unik dalam menghasilkan lulusan tenaga terampil di bidang konstruksi yang kompeten dan profesional. BPSDM juga berkomitmen besar dalam meningkatkan kompetensi SDM PUPR melalui peningkatan kompetensi dan pengembangan talenta.


Herman menambahkan, dalam tataran pelaksanaan pembangunan, pencerdasan kehidupan masyarakat juga ditempuh melalui pembinaan teknis dan penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, yang dilakukan oleh Direktorat Prasarana Strategis, Direktorat Jenderal Cipta Karya. Secara empiris upaya tersebht ditempuh, misalnya melalui pembangunan Gedung Perpustakaan Politeknik Negeri Jakarta yang dikerjakan selama 270 hari kalender sejak Oktober 2019, dan ditargetkan selesai Juli 2020 ini. 


Kementerian PUPR juga melakukan pemeliharaan dan pengelolaan koleksi berbagai dokumen terkait enam konstruksi yang memiliki nilai kepustakaan tinggi dalam Perpustakaan Kementerian PUPR.


Dalam kesempatan yang sama, Supriyanto, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan Sekolah Dan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Nasional RI, Supriyanto, menjelaskan mengenai standar perpustakaan perguruan tinggi dan syarat untuk akreditasi. Ia berpendapat, akreditasi bagi perpustakaan penting dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat (pemustaka) terhadap kinerja perpustakaan serta menjamin konsistensi kualitas kegiatan perpustakaan yang bersangkutan.


FGD yang dilakukan secara daring tersebut juga dihadiri oleh pustakawan ahli muda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Chaidir Amir, yang menjelaskan mengenai penerapan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan atau yang dikenal dengan Senayan Library Management System (SLiMS) yang dapat menunjang perpustakaan di era digital. Aplikasi SLiMS kali pertama dibangun dan digunakan di Perpustakaan Kemendikbud (d/h Perpustakaan Depdiknas) pada 2006. Pada 2007 Senayan (nama awal SLiMS) saat itu diperkenalkan di Perpustakaan Depdiknas oleh Sesjen Depdiknas. Karena pembangunannya menggunakan dana APBN, maka disepakati SLiMS dipublikasikan open source (GPL 3) agar dapat digunakan secara luas oleh publik. (Kompu BPSDM)