24 NOVEMBER 2024

|

00:29 WIB

PELATIHAN OP IRIGASI TINGKAT JURU OJT KE BENDUNGAN KARANG INTAN

16 Oktober 2019  /   BPSDM Kementerian PUPR       1020

Banjarmasin (16/10) - Pesatnya perkembangan penduduk dan industri menyebabkan keseimbangan antara penyediaan dan pemanfaatan air menjadi terganggu. Di satu pihak ketersediaan air dari sumber daya air mengalami penurunan sebagai akibat terjadinya perubahan/terganggunya catchment area, di lain pihak kebutuhan akan air semakin meningkat dengan penggunaan yang beraneka ragam, seperti pertanian, industri, perumahan, dsb. Demikian sambutan Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan, Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Asril, pada acara On the Job Training (OJT) yang merupakan bagian dari pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juruyang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM PUPR) di Balai Diklat PUPR Wilayah VII Banjarmasin, Rabu (10-17 Oktober 2019).

Jumlah peserta pelatihan sebanyak 24 orang yang berasal dari Dinas dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Wilayah Kalimantan tersebut dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing mempunyai tugas-tugas berbeda.

Lokasi OJT pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru kali ini bertempat di Bendungan Karang Intan (Martapura) dan di daerah rehabilitas BRK9 Saluran Primier Riam Kanan (Banjarbaru). Pada kunjungan lapangan tersebut rombongan peserta pelatihan sebanyak 24 orang didampingi Herri Ade Pramana dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Kalimantan Selatan.

Selama pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru peserta belajar mengenai Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Bendung dan Rehab, mengenai inspeksi atau penelusuran dan AKNOP jaringan irigasi, dan mengenai Indeks Kinerja Sistem Irigasi.

Operasi jaringan irigasi juga suatu bentuk upaya pengaturan air pada jaringan irigasi, yang meliputi penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data, monitoring dan evaluasi.

Sejalan dengan Asril, Herri mengatakan kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar fungsi pelayanan irigasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk menunjang usaha-usaha sektor pertanian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. (Balai Banjarmasin/Datin)