OPERASI DAN PEMELIHARAAN IRIGASI YANG BAIK CEGAH KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
Yogyakarta (11/10) – Dengan operasi dan pemeliharaan (OP) irigasi yang baik akan mencegah kerugian yang biayanya jauh lebih besar sebagai akibat rusaknya infrastruktur irigasi. Dengan kata lain kerugian/pemborosan negara dapat ditekan dengan penyelenggaraan OP yang baik.
Pernyataan di atas dikemukakan oleh Kapusdiklat Sumber Daya Air (SDA) dan Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herman Suroyo, pada pembukaan Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru di Balai Diklat PUPR Wilayah V Yogyakarta, Jumat (11/10).
Herman berpendapat, terdapat suatu hubungan atau korelasi yang kuat antara produksi beras, biaya OP infrastruktur irigasi, dan biaya perbaikan/rehabilitasi irigasi. OP yang baik akan mendukung keberhasilan panen padi dan akan memperpanjang umur manfaat infrastruktur irigasi, sehingga biaya kerugian yang harus dikeluarkan akibat rusaknya infrastruktur irigasi dapat diminimalisir.
Seperti diketahui, air beserta infrastrukturnya memiliki sifat yang sangat vital yang akan menentukan kualitas dan kelangsungan hidup masyarakat, pemenuhan kebutuhan pangan, keberlangsungan industri, keberlangsungan hidup biota, serta berdampak terhadap perekonomian negara.
Salah satu visi Kementerian PUPR sendiri dalam mendukung program ketahanan pangan, khususnya tanaman padi, adalah dengan menargetkan terbangunnya 1 juta hektar jaringan irigasi baru dan rehabilitasi tiga juta hektar jaringan irigasi eksisting. Namun disadari, biaya pemeliharaan irigasi sedikit banyak masih menjadi kendala yang tidak mudah bagi penganggaran di tingkat pemerintah daerah. Untuk itu perlu strategi baru di dalam penyelenggaraan OP irigasi, yakni dengan menerapkan konsep atau model Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Partisipatif (OPIP) yaitu dengan menerapkan pola peran serta masyarakat yang diharapkan dapat lebih efektif dari segi hasil pekerjaan dan penganggarannya. Berdasarkan itu sangat diperlukan adanya peningkatan kompetensi para juru irigasi, karena mereka merupakan ujung tombak yang memiliki peran besar dalam keberhasilan kegiatan OP.
Dalam kaitan itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM PUPR) mengadakan pelatihan OP irigasi tingkat juru yang diharapkan dapat mengurangi ketidakmampuan secara teknis dalam melakukan kegiatan OP irigasi, terutama untuk para juru irigasi. Pelatihan yang diikuti oleh 30 peserta tersebut bertujuan agar para juru irigasi memiliki kompetensi dalam mengoperasikan dan memelihara kegiatan di sub sektor irigasi dengan metode dewasa/Andragogi (Adult learning). (Datin)