26 AGUSTUS 2025

|

01:20 WIB

MENGINGAT PELATIHAN SEBAGAI INVESTASI BAGI ORGANISASI, BPSDM LAKUKAN EVALUASI PASCA PELATIHAN

06 Agustus 2024  /   BPSDM Kementerian PUPR       218

Bandung, 6 Agustus 2024 – Agar seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, kompetensinya harus selalu ditingkatkan. Salah satu sarana yang disediakan yaitu melalui pelatihan. Untuk itu, pelatihan harus ditingkatkan optimalisasinya. Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) Manajemen di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyusun Pedoman Evaluasi Pasca Pengembangan Kompetensi Manajemen pada Selasa (6/8). 


“Sebagai alat pengumpul data, instrumen evaluasi merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi hasil. Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid, mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya mau mengukur peningkatan (kompetensi), akan bisa diungkap menggunakan skala penilaian bukan skala sikap,”ujar Prof. Dr. Haryono, M.Psi., Professor Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang.


Model Kirkpatrick merupakan model evaluasi yang sudah menjadi best practice di berbagai organisasi Kementerian PUPR. Namun, pada pedoman ini, Pusbangkom Manajemen menambahkan model evaluasi Return on Investment (ROI). ROI adalah rasio keuntungan dan kerugian dari suatu investasi yang dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan. Sehingga, pelaksanaan pelatihan bukan hanya terlihat sebagai pengeluaran. Namun sebagai investasi yang akan memberikan tingkat pengembalian di level organisasi.


Model evaluasi ROI dan Kirkpatrick dapat digunakan berdampingan dalam evaluasi sebuah pelatihan. Salah satu pengukuran yang bisa di peroleh pada Kirkpatrick yaitu hasil akhir atau dampak pelatihan terhadap kinerja organisasi. Pengukuran tersebut dapat digunakan untuk menghitung ROI dari pelatihan tersebut dengan hasil berupa persentase. 


Dr. Neuneung Ratna Hayati, S.E., MM., Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama menyampaikan bagaimana model evaluasi ROI dapat diimplementasikan pada evaluasi pengembangan kompetensi, “Dibutuhkan komitmen dari semua unit kerja dan unit organisasi. Baik terkait penyediaan data maupun keterlibatan expert (ahli) untuk memberikan hasil yang ekuivalen antara dampak dengan nilai yang diberikan.”


Kegiatan ini dihadiri oleh 15 orang yang berasal dari berbagai unit kerja maupun unit 

terkait.