25 AGUSTUS 2025

|

01:40 WIB

HASILKAN SDM UNGGUL PENGELOLA RUSUN, BPSDM SELENGGARAKAN TRAINING OF TRAINER (TOT) BAGI 21 PESERTA

21 Agustus 2024  /   BPSDM Kementerian PUPR       411

Surabaya, 21 Agustus 2024 - Kementerian PUPR mendapat amanat pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Target pembangunan infrastruktur perumahan ke depan telah disusun dalam Visium PUPR Tahun 2030, antara lain penanganan backlog Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan pembangunan rumah layak huni. Penyelenggaraan program kegiatan tersebut perlu didukung dengan aparatur yang kompeten dalam melakukan penyelenggaraan infrastruktur perumahan salah satunya adalah Rumah Susun. 


Pada saat ini, kebutuhan akan rumah layak huni terus meningkat sementara lahan perkotaan semakin terbatas, sehingga bentuk hunian vertikal, baik high rise atau pun low rise, menjadi salah satu cara dalam mengatasi kepadatan hunian sekaligus meningkatkan supply perumahan layak terjangkau bagi masyarakat.


Pusat Pengembangan Kompetensi Jalan, Perumahan, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (JPW) di bawah BPSDM Kementerian PUPR bersama Direkrorat Rumah Susun melalui menyelenggarakan Pelatihan Training of Trainer (ToT) Penghunian dan Pengelolaan Rumah Susun selama 11 hari yaitu pada tanggal 19 Agustus s.d. 04 September 2024 bertempat di Bapekom Wilayah VI Surabaya.


Kepala BPSDM Kementerian PUPR diwakili oleh Kepala Pusbangkom JPW Doedoeng Zenal Arifin saat mebuka secara resmi pelatihan ini menyampaikan,“Training of Trainer (ToT) Penghunian dan Pengelolaan Rumah Susun adalah pelatihan tingkat advance yang akan mencetak lulusannya agar memiliki 2 (dua) kompetensi sekaligus. Pertama, yaitu kompeten secara substansi teknis penghunian dan pengelolaan rusun. Kedua kompeten sebagai Trainer yang mampu mentransfer ilmu pengelolaan rumah susun kepada para pengelola rumah susun lainnya di wilayah kerja atau binaannya sehingga mampu melakukan penerapan, penyiapan dan peningkatan kapasitas aspek penghunian dan pengelolaan Rumah Susun.”


“Saya sangat mengapresiasi ada beberapa peserta dari pengelola rumah susun perguruan tinggi di Indonesia Timur salah satunya Papua, karena di daerah remote disana rumah susun bukan hanya diperlukan Perguruan Tinggi bahkan sampai Tingkat SMP atau SMA itu memerlukan rumah susun sebagai asrama karena di Papua untuk menuju Kecamatan/Distrik dari desa/kampung itu bisa jaraknya 20 sampai 30 Km. Bayangkan jika harus berangkat setiap hari, belum lagi infrastruktur jalan yang belum semua ada,”ujar Doedoeng.


“Saya berharap agar Direktorat Rumah Susun nantinya agar bisa berkoordinasi dengan Kemendikbud agar sekolah-sekolah seperti SMP/SMA yang boleh dikatakan unggulan disana dapat dibangunkan rusun sehingga para pelajar/siswa disana bisa bersekolah aman dan nyaman. Ini merupakan bagian komitmen kita sebagai sesama anak bangsa agar proses pembelajaran dan Pendidikan semakin mudah dan maju di Indonesia Timur. Kepada para peserta, saya ucapkan selamat belajar, manfaatkanlah juga kesempatan ini untuk saling tukar pengalaman kepada pengajar dan kepada sesama peserta,” tutup Doedoeng.


Kepala Sub Direktorat Rencana Teknis Rumah Susun Yuri Hermawan Prasetyo hadir secara daring dan memberikan sambutan menyampaikan,“Dalam penyelenggaraan rusun kami melihat pentingnya pada fase penghunian dan pengelolaan rusun, mengingat dari evaluasi permasalahan adalah permasalahan penghunian dan pengelolaan rusun. Harapan setelah pelatihan ini nantinya para peserta mendapatkan kesempatan sertifikat kompetensi kerja melalui assessment sebagai pengelola rumah susun yang berkompeten. Semoga pelatihan ini berjalan lancar dan bisa memahami utuh terkait pengelolaan rusun karena akan ada para WI/pengajar/fasilitator/praktisi yang berkompeten terhadap masing masing materi di dalam pengelolaan ataupun kebijakan - kebjakan penyusun tata Kelola rumah susun.”


Pelatihan dilakukan dengan metode Blended Learning yang bertujuan agar penghunian dan pengelolaan rumah susun dilakukan secara profesional dan melibatkan tenaga-tenaga teknik terlatih dalam operasional, perawatan dan perbaikan semua komponen bangunan gedung sehingga bisa menjaga umur bangunan sesuai dengan rencana.


Pelatihan ToT Penghunian dan Pengelolaan Rumah Susun ini lebih bersifat praktikal (menekankan pada praktik) dengan proses pembelajarannya bersifat andragogi (cara belajar orang dewasa) yang menekankan pada pembelajaran mandiri dan diskusi. Dengan jumlah peserta sebanyak 21 orang yang berasal dari Pengelola Rumah Susun Perguruan Tinggi dengan jumlah Jam Pelajaran sebanyak 76 JP.