10 SEPTEMBER 2025

|

21:59 WIB

BPSDM–KIAT PERKUAT PERAN PEREMPUAN DI SEKTOR INFRASTRUKTUR, DORONG KEBIJAKAN INKLUSIF

10 September 2025  /   BPSDM Kementerian PU       17

Jakarta, 10 September 2025 – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum bersama Kemitraan Indonesia–Australia untuk Infrastruktur (KIAT) memperkuat kerja sama melalui program Promoting Advancement of Women in Indonesia’s Infrastructure Sector (PAVE). Pertemuan terbaru membahas progres, tantangan, dan rencana aksi untuk mendorong kepemimpinan perempuan di sektor infrastruktur.

Facility Director KIAT, Steve Chaytor, menekankan pentingnya networking profesional dan program mentorship sebagai dukungan kebijakan inklusif. “Program KIAT akan berakhir pada 2026 dan akan dilanjutkan dengan program baru berdurasi 10 tahun. Kami ingin memastikan prioritas BPSDM terkait peran perempuan dapat diakomodasi,” ujarnya.

Project Leader PAVE, Savina, menyampaikan tiga isu prioritas yang telah diidentifikasi bersama Kementerian PU, yakni:

1. Penguatan inovasi dan kolaborasi melalui jejaring kepemimpinan perempuan.

2. Dukungan pengembangan karir yang inklusif bagi laki-laki dan perempuan.

3. Peningkatan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan di posisi strategis.

Menurut Savina, 30 Srikandi PU dari 10 unit organisasi saat ini tengah menyusun action plan. Dari sepuluh rencana aksi, akan dipilih tiga yang akan dikembangkan menjadi policy roadmap dan diimplementasikan BPSDM setelah program PAVE berakhir.

Berdasarkan dokumen PAVE, kemitraan ini berfokus pada dua komponen utama: pengembangan jejaring dan kapasitas kepemimpinan perempuan, serta penguatan kebijakan dan dukungan tempat kerja. Implementasi sejak Januari hingga Agustus 2025 mencakup seleksi 30 pemimpin perempuan dari level eselon II dan III, pelatihan kepemimpinan, hingga sesi check-in pertama untuk penyusunan action plan.

Kepala BPSDM, Apri Artoto, menegaskan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Ia menyoroti fakta bahwa tiga dari sepuluh pimpinan eselon I di Kementerian PU saat ini adalah perempuan. “Sentuhan perempuan terhadap kebijakan itu berbeda. Laki-laki biasanya lebih strict atau rigid, sementara perempuan lebih mempertimbangkan banyak hal yang tidak terpikirkan oleh laki-laki,” ungkapnya.

Meski demikian, sejumlah tantangan masih perlu diatasi, antara lain kesenjangan generasi di forum Srikandi PU serta hambatan promosi akibat konsekuensi penempatan di luar daerah. Untuk menjawab hal tersebut, KIAT tengah menyiapkan program mentorship yang tidak hanya mendukung pengembangan karir, tetapi juga membantu perempuan menyeimbangkan peran domestik dan profesional. Male engagement juga akan diperkuat melalui keterlibatan laki-laki dalam dialog dan networking.

Ke depan, KIAT dan BPSDM akan melanjutkan program melalui tiga agenda utama: check-in pelatihan kedua untuk memfinalisasi action plan, kegiatan networking dan industry exchange yang mempertemukan pemimpin perempuan Kementerian PU dan BUMN infrastruktur, serta policy consultancy untuk menyusun policy roadmap sebagai tindak lanjut action plan terpilih.

Langkah-langkah ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam membuka ruang lebih luas bagi perempuan untuk hadir dan memimpin di sektor infrastruktur Indonesia