BPSDM PERKUAT KOLABORASI GLOBAL UNTUK PRODUKTIVITAS AIR MELALUI WEBINAR “MORE CROP PER DROP : INCREASING WATER PRODUCTIVITY FOR WATER AND FOOD SECURITY”
Jakarta, 12 Juni 2025 – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum melalui Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Prasarana Strategis menyelenggarakan Webinar bertema “More Crop Per Drop : Increasing Water Productivity For Water and Food Security” dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Canka A.S Putri pada Kamis (12/6).
Kegiatan ini terselenggara sebagai bentuk Partisipasi aktif Indonesia dalam World Meteorological Organization (WMO) serta melaksanakan tugas Kementerian PU sebagai Indonesia Regional Training Center for Hydrology (Ina RTC-H).
Dalam sambutannya, Canka mengatakan, ” Pertanian merupakan konsumen air tawar terbesar di dunia, dengan lebih dari 70% air digunakan untuk keperluan irigasi. Namun kini tengah menghadapi tantangan yang serius bagi ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan diantaranya menurunnya ketersediaan air akibat perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan persaingan antarsektor untuk mendapatkan sumber daya air. Oleh karena itu diperlukan pendekatan strategis yang semakin dikenal secara global yaitu "More Crop per Drop".”
Canka juga menekankan perlunya pengelolaan air yang terintegrasi, dukungan kebijakan, pendidikan petani dan kolaborasi lintas sektor, “Pendekatan “More Crop per Drop” ini bukan hanya slogan, melainkan sebuah komitmen bersama untuk menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dan tangguh. Ini adalah Langkah penting menuju dinia dimana air digunakan dengan bijak, dan setiap tetesnya benar-benar berarti.”
Direktur Jenderal Sumber Daya Air sebagai Keynote Speaker yang pada kesempatan kali ini di wakili oleh Direktur Irigasi dan Rawa, Bastari, menyampaikan dalam paparannya bahwa produktivitas air merupakan konsep yang berguna untuk mengelola dan mengoptimalkan penggunaan air, khususnya di bidang pertanian, di mana permintaan air paling tinggi. Dengan tantangan yang dihadapi saat ini seperti sistem irigasi yang tidak efisien, penguapan dan kebocoran serta penerapan teknologi hemat air yang terbatas, maka diperlukan alat seperti platform WaPOR milik FAO yang menyediakan pemantauan evapotranspirasi secara real-time, sehingga memungkinkan pelacakan penggunaan green water (kelembaban tanah) dan blue water (air permukaan dan air tanah) dengan lebih baik. Hal ini membantu meningkatkan alokasi dan produktivitas air.
Webinar ini menghadirkan 3 (tiga) pembicara yaitu Muhammad Adek Rizaldi (Direktur Bina Operasional dan Pemeliharaan, Kementerian PU), Asmarhansyah (Kementerian Pertanian) dan Marloes Mul (WRM IHE Delft, dengan panelis Muhammad Irfan Saleh (Direktur Sumber Daya Air, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional) dan moderator Raymond Valiant (Koordinator Regional Global Water Partnership Asia Tenggara).
Kegiatan yang diikuti oleh 653 peserta ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga dan menjadi wadah untuk saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman, serta membangun jejaring yang kuat di antara para pemangku kepentingan, pemerintah, akademisi, praktisi, dan masyarakat.