BPSDM MATANGKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI BERBASIS CORPU
Banjarmasin, 30 November 2021 – Pengembangan kualitas modal manusia di bidang PUPR ialah tugas yang tak dapat dihindarkan seiring zaman yang bergerak semakin cepat. Sejak pertengahan 2021, pengembangan kompetensi berbasis Corpu menjadi rencana yang terus dimatangkan oleh Badan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPSDM PUPR). Sistem yang telah disusun dan akan dipersiapkan pelaksanaan perdananya di tahun 2022 ini kembali menjadi basis diskusi dalam agenda Lokakarya Pengendalian Mutu Penyelenggaraan Pelatihan dan Analisa Dampak Pelatihan Bidang Jalan, Perumahan, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (PIW) tahun 2021, Selasa (30/11).
Kapasitas pelatihan Balai Pengembangan Kompetensi PUPR yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia hanya mencapai 50 pelatihan per tahun. Dengan jumlah ASN yang kini berkisar di angka 23 ribu, jumlah pelatihan tersebut menciptakan gap tinggi antara kemampuan fasilitasi dengan pemenuhan kebutuhan pengembangan yang seyogyanya dapat diberikan bagi seluruh ASN PUPR. Kehadiran sistem Corpu diharapkan BPSDM dapat memberikan andil besar dalam penanggulangannya. Di tahun selanjutnya, BPSDM melalui Pusat-Pusat Pengembangan Kompetensi akan menyaring pelatihan strategis untuk dilaksanakan secara tatap muka di Balai Bangkom, sedang kebutuhan kompetensi lainnya akan dijalankan melalui pemanfaatan aplikasi digital hub dalam sistem Corpu. Ujicoba tersebut akan ditempuh terlebih dahulu oleh bidang PIW pada 2022 mendatang.
Infrastruktur bukan hanya soal pembangunan atau produk perangkat keras yang dapat dilihat dan dimanfaatkan masyarakat. Dalam paparannya, Kepala Pusbangkom JPW, Rezeki Peranginangin menguraikan selain hardware, unsur yang tidak kalah penting adalah software dan brainware. Aktualisasi unsur-unsur tersebut terletak salah-satunya pada sumber daya manusia, teknologi pembelajaran, dan Widyaiswara (WI)/Instruktur di sistem pengembangan kompetensi ASN. WI, sebagai salah-satu brainware yang berdampak besar pada hasil pelatihan menjadi topik yang paling banyak disoroti. Rezeki menilai lebih dari para peserta ajar, WI justru membutuhkan peningkatan kompetensi paling signifikan. “Yang berbicara harus mendengar juga, yang mengajar harus belajar juga, kompetensi WI ini penting sekali karena ia akan berdampak pada nyaris seluruh proses pengembangan kompetensi,” pungkasnya.
Rancangan sistem Corpu ditanggapi Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik, BPSDM, Lisniari Munthe dengan semangat integrasi yang tinggi. Ia menegaskan, Corpu akan diterjemahkan ke dalam Aplikasi e-HRD (Human Resource Development) sambil pembelajaran digital dikembangkan semakin masif melalui produk audio visual penunjang.