PEMANFAATAN APLIKASI DRONE PERMUDAH PROSES PEMBELAJARAN SECARA VIRTUAL
Jakarta, 3 Juli 2020 – Pemanfaatan aplikasi drone dalam kunjungan lapangan diharapkan memudahkan proses pembelajaran secara virtual pada setiap pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terlebih dalam kondisi new normal seperti sekarang.
Dalam kaitan itu BPSDM PUPR mengadakan diskusi mengenai pemanfaatan aplikasi drone dan dukungan teknologi informasi pada pelatihan yang menggunakan metode distance learning. Diskusi yang dipimpin oleh Kepala Bagian Hukum, Kerjasama, dan Komunikasi Publik, Lisniari Munthe, dilaksanakan secara online dari Jakarta, Jumat (3/7).
Diskusi yang dihadiri oleh seluruh perwakilan dari Pusat dan Balai Pengembangan Kompetensi BPSDM PUPR itu menekankan tentang kebutuhan data dan informasi dalam kunjungan lapangan, utamanya proses pemantauan, seperti kegiatan proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program, pemantauan perubahan, proses cek fisik, seperti peninjauan langsung untuk memeriksa apakah keterangan lisan dan tertulis terperiksa sesuai dengan kenyataan, proses tepat sasaran, serta untuk memastikan apakah target dari suatu proyek/kerjaan sesuai dengan manfaat maupun sebagai proses evaluasi/pelaporan, seperti capaian kinerja, kendala/hambatan serta langkah/tindak lanjut.
Plt. Kepala Pusat Data dan Informasi, Nazib Faisal, dalam penjelasannya mengatakan sejak tahun 2001 ia telah menggunakan drone untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Menurut Nazib, sebuah organisasi sudah bisa dikatakan bertransformasi ke digital apabila berbicara tentang business model. Ada lima ciri untuk itu, yaitu: Pertama, outcome based model, yakni berdasarkan kebutuhan user; Ke dua, digitasi produk dan service-ny;a; Ke tiga, competting and collaborating as an eco system, yang dalam hal ini aplikasi di PUPR masih bejalan sendiri-sendiri, bahkan aplikasi absensi ada enam di PUPR, yang menunjukkan adanya ketidakkompakan; Ke empat, shared economy, di mana dalam waktu dekat penyimpanan data akan bermigrasi ke cloud google di Indonesia yang berpusat di Cikarang. Hal itu terjadi, karena risiko cukup tinggi jika data disimpan sendiri; dan Ke lima, digital platform. "Bicara mengenai aplikasi sama saja dengan berbisnis kepercayaan, sehingga harus mendisiplikan dengan developer IT agar tidak ada kasus peretasan, misalnya dalam kasus pelelangan," ujarnya.
BPSDM PUPR sendiri, menurut Lisniari, telah memiliki beberapa aplikasi yang digunakan pada pelatihan dengan metode jarak jauh, yang membuat pelatihan menjadi lebih efektif.
Dalam kaitannya dengan sertifikat elektronik, BPSDM juga sudah bekerjasama dengan BSRE untuk lebih menjamin keamanan data, di mana selama ini server-nya dipusatkan di Pusdatin, yang sepertinya perlu penambahan storage untuk data-data tersebut. Dan sejak pandemi Covid-19 BPSDM sudah mengadakan 30 pelatihan maupun seminar secara online, di mana dari segi pembiayaan menjadi lebih murah. (Datin)