OJT OP IRIGASI TINGKATKAN PEMAHAMAN PETUGAS DALAM PENGIMPLEMENTASIAN DI LAPANGAN
Banjarmasin (14/11) - Operasi dan pemeliharaan (OP) jaringan irigasi yang baik akan memperpanjang umur manfaat infrastruktur irigasi, sehingga biaya kerugian yang harus dikeluarkan akibat rusaknya infrastruktur irigasi dapat diminimalisir. Dengan kata lain kerugian keuangan negara dapat ditekan dengan penyelenggaraan OP yang baik. Demikian sambutan Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Masrai Zulzai Subkhi, pada pembukaan Pelatihan OP Irigasi Tingkat Juru di Balai Diklat PUPR Wilayah VII Banjarmasin, Senin (11/11).
Pemeliharaan jaringan irigasi merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar fungsi pelayanan irigasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk menunjang usaha-usaha sektor pertanian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Operasi jaringan irigasi sendiri merupakan pengaturan air pada jaringan irigasi, yang meliputi penyediaaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data, monitoring dan evaluasi. Dan untuk lebih meningkatkan pemahaman petugas OP jaringan irigasi dalam menjalankan tugasnya, maka pelatihan OP irigasi tingkat juru lebih ditekankan pada pelaksanaan praktek di lapangan. Karena itu setelah pelatihan OP Irigasi Tingkat Juru berlangsung selama tiga hari sejak 11 November 2019, pembelajaran selanjutnya berupa on the job training (OJT) yang dimaksudkan agar peserta pelatihan lebih meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah didapatkan dan bagaimana mengimplementasikannya di lapangan, mengingat petugas OP, khususnya tingkat juru, dalam kesehariannya lebih banyak di lapangan.
OJT berlangsung selama tiga hari, dengan mengambil lokasi di dua bendungan, masing-masing Bendungan Riam Kanan di Kota Banjarbaru dan Bendungan Anjir Serapat di Kabupaten Barito Kuala.
Rahardjo Ari Karjanto, pengajar yang mendampingi OJT, berharap ke-37 peserta agar semaksimal mungkin menggali pengetahuan OP irigasi berdasarkan kondisi di lapangan serta mengaitkannya dengan ilmu yang telah didapatkan selama tiga hari saat klasikal.
Sebelumnya, Kapusdiklat Sumber Daya Air dan Konstruksi, Herman Suroyo, berpendapat dengan melakukan OJT para peserta pelatihan akan mampu menjelaskan penerapan kompetensi hasil pembelajaran OP infrastruktur irigasi pada praktek nyata di lapangan dengan baik dan benar.
Lebih lanjut dikatakan, untuk merevitalisasi peran petugas pelaksana OP irigasi perlu adanya regenerasi/penambahan tenaga baru di lapangan. Selain itu juga perlu dilaksanakan pendidikan teknis/bimbingan teknis operasi dan pemeliharan, peningkatan penguatan/pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) /GP3A, memaksimalkan peran teknologi informasi, meningkatkan sarana dan prasarana/alat bantu kerja, monitoring dan evaluasi petugas operasi dan pemeliharaan setiap tahun, memaksimalkan peran gender, serta meningkatkan kompensasi dan penghargaan terhadap para petugas di lapangan.(Balai VII Banjarmasin)