Bapekom PU Wilayah IX Jayapura Peringatkan Serangan Siber Mengintai Lewat WhatsApp dan Email Palsu
Jayapura, 12 September 2025 – Pegawai Kementerian Pekerjaan Umum (PU) diminta lebih waspada terhadap maraknya serangan siber yang makin canggih. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) PU mengeluarkan peringatan resmi soal ancaman penipuan digital, pencurian akun, hingga malware yang bisa menyebar lewat WhatsApp dan email palsu.
Dalam surat edaran yang ditandatangani Sekretaris BPSDM PU, Lina Anggraini, disebutkan bahwa setiap unit kerja wajib menyosialisasikan bahaya serangan siber ini kepada seluruh pegawai. Laporan insiden juga harus segera disampaikan ke tim IT/CSIRT melalui portal layanansetjen.pu.go.id atau email resmi batin20@pu.go.id
Modus Serangan yang Lagi Marak
BPSDM menjelaskan beberapa modus penipuan digital yang kerap dipakai peretas:
-
WhatsApp jebakan gambar: Peretas mengirim foto atau meme yang tampak normal, tapi ternyata disusupi malware. Begitu dibuka, data pribadi, OTP, hingga password bisa dicuri.
-
Phishing lewat email atau SMS palsu: Pelaku menyamar sebagai bank, e-commerce, bahkan instansi pemerintah. Link berbahaya mengarahkan korban ke website tiruan untuk mencuri data login.
-
Pencurian kredensial akun: Password lemah atau yang jarang diganti jadi sasaran empuk serangan brute force dan credential stuffing.
Cara Melindungi Diri
Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menghindari jebakan peretas:
-
Matikan fitur auto-download media di WhatsApp.
-
Jangan asal klik link atau scan QR code dari sumber mencurigakan.
-
Selalu cek alamat website sebelum memasukkan data penting.
-
Gunakan password kuat dan ubah secara berkala.
-
Aktifkan two-factor authentication (2FA) di akun penting.
-
Pastikan perangkat dan aplikasi selalu diperbarui.
Waspada Demi Data Aman
“Setiap pegawai perlu lebih hati-hati dalam aktivitas digital sehari-hari. Jangan sampai data pribadi atau akun penting dicuri hanya karena lengah membuka gambar atau link yang mencurigakan,” tulis BPSDM PU dalam surat edaran tersebut.
Dengan serangan siber yang semakin pintar dan sulit dikenali, kewaspadaan serta kebiasaan digital yang aman menjadi benteng utama agar data tetap terlindungi.